Senin, 29 November 2010

Ada Apa dengan Monarki Jogja?


Menarik mengamati pernyataan SBY pada tanggal 26 Nov seperti dilansir Vivanews "Nilai-nilai demokrasi tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, tidak boleh ada sistem monarki yang bertabrakan dengan konstitusi mau pun nilai-nilai demokrasi,"

Jika pernyataan ini ditangkap secara langsung, maka akan ada pandangan bahwa SBY akan melawan dan menghapuskan Monarki Yogyakarta. Tapi jika kita memotong kata-kata ini menjadi seperti ini

"Nilai-nilai demokrasi tidak boleh diabaikan//Oleh karena itu//tidak boleh//ada sistem monarki//yang bertabrakan dengan konstitusi mau pun nilai-nilai demokrasi,"

Pernyataannya sangat benar dan saya sangat setuju sekali, sebaik apapun Monarki Yogyakarta, dia harus diatur dengan baik agar sesuai dengan sistem demokrasi yang ada sekarang ini. Kita menginginkan Monarki Konstitusional, bukan Monarki Absolut, atau malah Monarki yang tidak jelas. Sayangnya UU keistimewaan Yogyakarta nampak tarik ulur dan diundur-undur. Mungkin SBY ingin menyatakan bahwa andai Monarki yang demokratis tak bisa didirikan maka lebih baik dibubarkan saja.

Monarki bukan barang aneh di dunia, misalnya saja ada bangsa-bangsa besar yang hidup dalam sistem Monarki. Jepang dan Inggris misalnya hidup dalam sistem Monarki yang kental. Namun negara-negara ini memiliki konstitusi yang membatasi kekuasaan raja. Dengan kata lain, Kerajaan tidak melupakan prinsip-prinsip Demokrasi.

Memikirkan masalah Monarki dalam negara Republik adalah masalah yang pelik, namun bukan tidak mungkin. Sayangnya berbagai kepentingan terlibat di sana. Berbagai tarik dan ulur kekuasaan terjadi. Kepentingan-kepentingan politik inilah yang mungkin menyantroni kesultanan dan rakyat Yogyakarta.

Tapi apakah ini masalah yang urgen? Ketika masalah bangsa semakin banyak dan beragam di pusat?

Memang masalah ini sudah dibiarkan terlalu berlarut-larut. Sudah saatnya Yogyakarta keluar dari masalah kepala Daerah ini. Kita harus mengingatkan kepada para pembuat konstitusi untuk dengarkan suara rakyat dan berkomunikasi dengan rakyat Yogya. Ingat bahwa mereka mewakili rakyat Yogya, agar jangan secara egois mementingkan kepentingan partai semata karena ada kepentingan Rakyat Yogya di sana.

pict : Kraton yogyakarta pagelaran.Jpg. Gunakarta. WikimediaCommon. 29 Nov 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar